Tampilkan postingan dengan label ETIKA HIDUP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ETIKA HIDUP. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Agustus 2017

Menjadi Peduli Itu Nikmat


Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan, walau sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya.

Orang - orang yang memiliki rasa peduli biasanya memiliki rasa welas asih yang tinggi, karena tidak akan tinggal diam melihat kondisi lingkungan sekitarnya, ia akan selalu bergerak dan bertindak untuk bisa memberikan hal yang positif terhadap sesuatu yang dilihatnya jika tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya harus terjadi. Namun orang - orang yang memiliki kepedulian tentunya adalah orang - orang yang berjiwa besar, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, karena untuk melakukan menggerakkan hati untuk peduli di butuhkan keluasan waktu dan pikiran bahkan harta yang harus di korbankan, untuk sebuah tujuan mulia.

Rasa peduli dan bentuk kepedulian di negeri ini sudah demikian bergeser karena orang - orang yang memilki kepekaan sosial makin berkurang, kepekaan sosial yang pada dasarnya merupakan sifat dasar manusia telah terkikis oleh perkembangan pola pikir, pola hidup dan pola bermasyarakat. Rasa peduli manusia sekarang ini akan muncul jika diperhatikan, jika di hargai, jika mendapatkan penghargaan dari orang lain, bukan atas kehendak nurani dengan landasan rasa ikhlas. 

Semoga rasa kepedulian kita akan tetap terjadi, peduli dengan hati yang di dasari rasa ikhlas, bukan peduli karena pamrih ingin dihargai, ingin disanjung.  Mari belajar untuk terus peduli dengan sebuah ke-ikhlasan tanpa sebuah pamrih, maka akan kita temukan kenikmatan yang luar biasa, karena peduli itu nikmat. Semoga bermanfaat

Sabtu, 02 Mei 2009

KoK.. Aku Tidak Dapat Juara..?, Berarti Jelek Dong

Pada bulan Maret 2009 yang lalu, ketika acara lomba mewarnai tingkat TK dan PAUD di Depag Kabupaten Blitar, dimana yang mengadakan adalah TK Perwanida, mendengar ada acara lomba mewarnai si Sulung (Rafi) yang dalam beberapa bulan terakhir lagi senang-senangnya mewarnai berkeinginan mengikuti lomba tersebut, akhirnya jadi juga mengikuti lomba didaftarkan sama tantenya.

Dan pagi itu hari Minggu, 22 Maret 2009 dengan perasaan gembira si Sulung sudah siap untuk berangkat mengikuti lomba mewarnai, sesampai-nya di lokasi begitu terlihat betapa eria dan sumringah-nya anakku, dia dapatkan dunia-nya karena banyak anak-anak seusia dia berlari kesana kemari, tidak mempedulikan keramaian dilokasi lomba, ia begitu asyik dengan dunia-nya sendiri. Setelah melewati berbagai macam acara seremonial, akhirnya tepat jam 09.30 dibagikan lembaran kerta bergambar hitam putih untuk diwarnai.


Tidak terasa 5 menit, 10 menit dan akhirnya 20 menit berlalu, hasil Rafi mewarnai selesai (menurut versi dia, sih), yang ternyata tidak begitu mengecewakan hasilnya melihat usia dan tingkat pemahaman si kecil akan paduan warna. Setelah menunggu beberapa lama dengan disuguhi berbagai macam hiburan dari anak-anak TK Perwanida, dan pembagian berbagai doorprize, sampailah pada ending acara dengan pengumuman pemenang.


Sampai pada juara terakhir, tidak ada tersebut nama anakku, dan kulihat ada rona kecewa diwajah-nya, sambil berjalan ke tempat parkir meluncurlah pertanyaan dari-nya, ...
"Yah, apa jelek ya.. hasil mewarnai-ku tadi, " ujarnya.
Dengan senyum aku jawab, "Nggak tuch.. bagus kok, mas Rafi pinter."
"Kog aku tidak dapat juara," lanjut dia.
"Hmm, karena ada yang lebih bagus dari hasil mewarnai mas Rafi," Ujarku coba aku menjelaskan.. "Nah, nanti belajar terus untuk mewarnai-nya biar besok kalau ada lomba lagi bisa lebih bagus dan akhirnya menang, bisa Juara..ok..", sambil aku acungkan dua ibu jariku.
""Ok..", sambil mengikuti acungkan ibu jari.

Sepanjang perjalanan pulang sudah terlihat riang kembali rona wajah anakku, mungkin karena kecapaian akhirnya pulas tertidur. Sore menikmati secangkir teh hangat ditemani kepulan asap rokok, sambil menunggu magrib tiba, tiba-tiba angan ku menyeruak me-replay memori pembicaraan dengan si kecil tadi, ketika spontanitas bertanya mengapa ia tidak juara, mengapa ia tidak menang.

Sebenarnya satu hal yang sepele akan tetapi bagi saya ada satu hal yang luar biasa begitu bisa menjawab tanya si kecil, karena terkadang jawaban akan sebuah pertanyaan pada si kecil itu akan ia kenang, bisa jadi hal itu akan tertanam dalam angan-angan si kecil, maka sebisa mungkin berilah jawaban akan tanya anak-anak yang rasional dan logis, sehingga si anak akan belajar untuk berfikir secara logis terhadap setiap permasalahan yang dihadapi.

Demikian terima kasih, semoga bermanfaat.



Tips Sederhana Menggapai Cita-cita

Ketika masih kecil masih ingat dalam angan saya dimana, akan selalu ditanya, apa cita-citamu setelah besar nanti; Yang tergambar dalam benak saya ketika ditanya seperti itu adalah “terbayang bahwa saya menjadi seseorang yang begitu membanggakan, dikagumi banyak orang dan mampu memberikan manfaat bagi orang lain, inti-nya jadi orang yang begitu heroik dan mulia".

Yang mungkin angan-angan itu hamper sama antara satu orang dengan orang lainnya, yang membedakan adalah konsep dan terjemahan-nya untuk menjadi apa, akhirnya ada jawaban yang berbeda menurut padangan dan pola piker masing-masing. Ada yang ingin menjadi Dokter, Tentara, Polisi, Hakim, Jaksa, Guru, Presiden, Menteri dan sebagainya. Dimana semua itu ada sebuah bentuk manifestasi dari sebuah keinginan dan angan-angan dimasa kecil.

Sehingga dalam kehidupnnya setiap manusia pasti memiliki cita – cita yang baik, cita – cita yang setinggi langit yang mudah untuk dicapai, namun bila kita hadapi akan penuh dengan tantangan. Namun terkadang cita-cita itu ada yang benar-benar terwujud ada yang tidak, karena dalam perjalanan hidup orang pada saat titik tertentu akan mengalami sebuah metamorfosis, dan menjadikan pergeseran harapan, angan-angan dan keinginannya.

Namun dalam mewujudkan cita – cita tersebut asalkan kita berupaya dengan segala kesungguhan hati dan keteguhan jiwa tentu cita-cita bukan satu yang rumit dan merupakan perwujudan dari keleluasaan serta kedewasaan berpikir.

Hal-hal yang perlu kita lakukan dalam mewujudkan cita-cita tersebut adalah :

  • Yakin dan Percaya, dengan selalu ingat dan berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa yang disertai dengan usaha dan tindakan.
  • Tahu Kemampuan Diri, cita – cita kadang tidak tercapai karena terlalu memaksakan diri tidak dapat melihat kemampuan kita sampai dimana, kita harus menyadari akan kelebihan dan kekurangan kita sehingga dalam menetapkan langkah dalam mencapai cita – cita tidak akan salah.
  • Berpikir Luas, dengan ikhlas hati mau menerima nasehat dan petuah sehingga semakin menambah wawasan kita dalam menetapkan cita – cita tersebut.
  • Belajar dari pengalaman, karena pengalaman adalah sesuatu yang berharga dan merupakan guru yang baik dalam kehidupan, maka manusia harus bisa dan mempu mengambil hikmah dari apa yang telah dilakukan dimasa lalu, sehingga dapat menentukan arah yang tepat dalam menggapai cita – cita tersebut.
  • Jangan putus asa, tidak setiap cita – cita dan keinginan itu berhasil, maka kita harus tahu diri dan tidak cepat berputus asa, karena putus asa akan menghancurkan cita – cita itu sendiri, kegagalan anggaplah sebagai suatu keberhasilan yang tertunda.
  • Jangan Lengah, untuk mencpai suatu keberhasilan dalam hidup hendaknya kita selau waspada dengan bersikap siap dan tanggap dalam berbagai hal, kesempatan itu ibarat kekasih, hanya orang yang selalu memperhatikan yang dihampiri, namun jika kita terlambat akan disambut yang lebih tanggap dan siap, dan perlu diingat bahwa kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya.
  • Ingat jasa orang lain, dalam hidup ini kita tidak dapat berjalan sendiri tentunya harus interaksi sama orang lain, dan tidak akan mungkin kita berhasil tanpa bantuan dari orang lain, maka sekecil apapun bantuan dari orang lain itu kita mesti selalu mengingat dan mengenangnya yang dikemudian hari pasti akan bermanfaat.

Jika tujuh hal diatas kita mampu melaksanakannya, dengan sepenuh hati disertai dengan ke-ikhlas-an dan kepasrahan pada Yang Maha Kuasa, maka cita-cita kita untuk menjadi seseorang yang kita angankan akan menjadi lebih mudah dan jauh dari kata rumit dan sulit.

Mudah-mudahan bermanfaat dan terima kasih.

Kamis, 31 Januari 2008

Ketika Bekerja Tidak Lagi Nyaman Karena Ulah Rekan Kerja

Bekerja dengan nyaman, tanpa ada curiga, perasaan terbebani atau merasa terkekang karena ada mata-mata dan pengintai, menjadi dambaan setiap manusia dalam menjalankan aktifitas pekerjaannya. Karena jika kita bekerja merasa tidak nyaman akan berimbas pada hasil kerja dan prestasi kerja yang menjadi tanggungjawab kita.

Siapa yang rugi ?
Kita sebagai karyawan karena dianggap nggak pecus bekerja, bahkan bisa jadi perusahaan/instansi karena kinerja dan produktifitas karyawan menjadi terganggu. Yang menderita kerugian besar tentunya kantor tempat kita bekerja.

Banyak hal menjadikan rasa tidak nyaman dalam bekerja;

Tempat/lokasi; bisa jadi lokasi atau tempat kita bekerja tidak cukup representatif untuk bekerja.

Fasilitas, minimnya fasilitas yang disediakan instansi tempat kita bekerja akan menggangu keleluasaan dalam berekspresi.

Kompensasi, gaji yang kita terima dirasa masih belum sesuai dengan kemampuan kita, sedangkan instansi belum mampu memberikan sesuai harapan.

Hubungan Kerja (ini yang menurut saya paling sensitif) Karena terkadang disadari atau tidak; disengaja atau tidak ada temen kerja yang bersikap sok dihadapan teman-temanya, mungkin juga ada beberapa alasan ia bersikap seperti itu; merasa menjadi orang kepercayaan, memiliki kedekatan dengan pimpinan (hubungan keluarga, pertemanan atau yang lain).

Pada tulisan ini lebih cenderung pada uraian tentang ketidaknyamanan dalam kantor karena hubungan kerja, karena untuk ketiga hal yang lain, mungkin akan cenderung lebih mudah dalam mengatasinya.

Awal dari rasa tidak nyaman dalam hubungan kerja yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam pekerjaan, karena banyak sekali tipe dan karekateristik teman kerja, sehingga kita perlu untuk bisa bersikap dengan bijaksana, waspadai tipe rekan kerja seperti dibawah ini :


Tipe 1: Tukang Mengeluh
Ia selalu sibuk menceritakan bagaimana tersiksanya dirinya. Mulai dari beban pekerjaan yang berlebihan sampai pada kehidupan pribadinya. Teman sekerja yang termasuk tipe jenis ini merasa hidupnya tidak pernah berubah menjadi lebih baik.

Cara menghadapinya: Hadapi dia dengan cara positif. Usahakan untuk menghindari dengan cara halus. Batasi waktu Anda dengan tipe orang seperti ini. Buat jarak karena bila tidak, dia dapat mempengaruhi kejiwaan Anda.

Tipe 2: Tukang gertak
Tukang gertak tidak dapat menyenangkan hati orang lain dan selalu merasa, dialah yang paling benar.

Cara menghadapinya: Sebaiknya tidak perlu ikut campur. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keuntungan dari Anda tanpa seizin Anda. Katakan hal-hal yang Anda setujui dari sikapnya lalu itarakan pula padanya mengenai pendapat Anda. Anda tidak perlu mengatakan pendapatnya baik. Yang penting, nyatakan perbedaan pendapat Anda dan dia. Bila tidak dapat mencapai kesepakatan, mungkin sudah waktunya untuk meminta pendapat atasan Anda.

Tipe 3: Si Playboy
Ia memiliki tatapan mata yang dalam, seolah-olah dapat menelanjangi diri Anda. Dia selalu siap dengan rayuannya.

Cara menghadapinya: Jangan tanggapi secara serius. Beri umpan balik dengan bercanda sebagai cara menjaga diri. Beri jawaban yang jenaka tetapi diplomatis untuk menolak ajakan dan rayuannya. Yang penting, jawaban berupa penolakan yang harus dimengerti olehnya. Bila dia sampai membuat Anda merasa tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi kerja, beri dia peringatan bahwa Anda akan melaporkannya ke bagian personalia bila dia tidak juag menghentikan gangguannya.

Tipe 4: Si Pengawas
Dia akan resah bila Anda tampak tenang sementara ada tugas yang dia berikan kepada Anda yang harus segera diselesaikan. Dia akan selalu berada di dekat Anda dan setiap saat menanyakan kemajuan pekerjaan yang diperintahkannya kepada Anda.

Cara menghadapinya: Walaupun rasanya ingin lepas dari pengawasannya, mau tidak mau Anda tetap harus berkomunikasi dengannya. Anda tidak akan pernah dapat mengubah sikapnya. Jadi, Anda harus dapat memintanya mengerti akan batasan antara kritik yang membangun dengan interupsi yang tidak perlu. Bicarakan bersama pada awal proyek dan jadwalkan kapan Anda berdua akan bertemu untuk menindaklanjuti proyek atau pekerjaan yang ditugaskannya pada anda. Dengan cara ini Anda dan dia akan sama-sama merasa tenang.

Tipe 5: Tukang Cari Muka
Selalu berusaha mencari muka pada atasan dengan memberikan puji-pujian. Sikapnya sangat menyebalkan.

Cara menghadapinya: Anda tidak perlu melakukan apa-apa, terutama bila sikapnya yang menyebalkan tersebut tidak merugikan Anda.
Yang penting, semua orang termasuk atasan Anda, tahu bahwa dia memang tukang cari muka.

Tipe 6: Tukang Gosip
Sibuk membicarakan keburukan orang lain. Ada saja hal buruk seseorang yang diceritakan si tukang gosip. Anda pun perlu hati-hati karena bisa jadi di lain waktu Andalah yang digunjingkan.

Cara menghadapinya: Sudah pasti Anda sibuk dengan pekerjaan dan sibuk mengejar target atau tenggat waktu, tetapi jangan lupa untuk bersosialisasi terutama dengan orang-orang di bagian/departemen yang berbeda agar Anda tahu apa yang terjadi di sekitar kantor. Sangat tidak nyaman menjadi pembicaraan orang, ditambah lagi bila Anda tidak mempunyai teman untuk meluruskan gosip tersebut. Bersosialisasi itu perlu, tetapi tidak perlu melibatkan diri dengan memihak pada satu kelompok tertentu karena hal ini akan berbahaya bagi diri Anda. Sebaiknya bersikap netral saja.

Tipe 7: Si Penyendiri
Memperlihatkan sikap kurang berminat untuk bergabung dengan sesama teman sekerja. Baginya, yang penting mengerjakan tugas dan kewajiban dirinya sendiri.

Cara menghadapinya: Jangan berburuk sangka bila Anda tidak tahu mengapa dia bersikap demikian. Seseorang yang senang menyendiri bisa jadi mempunyai masalah dalam kehidupan pribadinya. Masalah tersebut bisa berupa depresi, mengidap suatu penyakit, atau bahkan mungkin mengalami pelecehan dalam rumah tangga. Bila sikapnya berdampak negatif pada pekerjaan Anda dan teman-teman yang lain, sebaiknya laporkan pada atasan.

Tipe 8: Tukang Ikut Campur
Sibuk menguping pembicaraan teman yang sedang menelepon, diam-diam membaca apa yang tertulis di layar monitor Anda, dan selalu ingin tahu masalah pribadi seseorang. Dia selalu merasa menjadi sahabat Anda, lepas dari apa yang Anda rasakan dan pikirkan mengenai hubungan Anda dan dia.

Cara menghadapinya: Batasi hubungan dengannya tanpa perlu berkonfrontasi, semisal dengan mengatakan, "Apa yang bisa saya bantu?" atau "Mengapa Anda sangat ingin mengetahuinya?" Ingat, Anda tidak dapat mengendalikan apa yang dikatakannya mengenai diri Anda kepada orang lain, tetapi Anda juga dapat mengendalikan apa yang aA Anda katakan atau ceritakan kepadanya. Terkadang untuk menghadapi orang yang termasuk tipe ini, ada saatnya Anda perlu bilang padanya, "Ini urusan saya, bukan urusan kamu!"

Demikian semoga bermanfaat dan terima kasih

Tulisan bersumber dari : www.kapanlagi.com

Jumat, 18 Januari 2008

Cerita Tentang Sebuah Sapu Lidi

Ada sebuah cerita tentang Sapu Lidi, pada sebuah Negara Antah Berantah yang dipimpin oleh seorang Raja Yang Arif dan Bijaksana sebut saja namanya Prabu Arif Wicaksana memiliki tiga orang putra yaitu Pangeran Pembayun, Pangeran Panengah dan Pangeran Bungsu, karena sang raja sudah semakin lanjut usia-nya beliau berkeinginan untuk lengser dari jabatannya. Akan tetapi ada yang mengganjal dalam benaknya melihat sifat dan sikap anak-anaknya, karena ke-tiga putra-nya memiliki sifat yang berbeda-beda dan dianggap kurang pas untuk menggantikannya.

Dimana sifat putra-putra-nya sebagai berikut: Untuk Pangeran Pembayun dan Pangeran Panengah memiliki perawakan yang kuat, gagah, perkasa dan cekatan serta pintar dalam segala hal (baik ilmu pemerintahan ataupun perang) hanya saja kedua putra-nya ini memiliki sifat yang kurang baik dimana dengan kelebihannya itu bertindak semena-mena, arogan, tidak bisa menerima pendapat orang lain. Dan setiap tindakan mengedapankan kekuatan bukan akal-nya. Jika mereka yang menjadi raja kelak Sang Prabu khawatir Negara Antah Berantah akan hancur karena rajanya karena tidak akan memperhatikan rakyat kecil dan tidak akan mendengarkan keluh kesah rakyat-nya.

Dan hal ini bertolak belakang dengan Pangeran Bungsu yang tidak memiliki kelebihan seperti kedua kakaknya, dia berperawakan biasa saja (tidak gagah, kurang cekatan, lemah dan tidak pandai perang atau ilmu pemerintahan); akan tetapi Pangeran Bungsu merupakan putra yang rajin, suka belajar dan selalu mendengarkan semua nasehat dan keluhan yang disampaikan kepadanya dan selalu mengalah dibandingkan dua kakaknya.

Yang menjadi pemikiran dan perenungan Prabu Arif Wicaksana jika beliau nanti meninggal, apa yang akan terjadi dengan ketiga putranya karena saat ini Pangeran Bungsu selalu ditindas dan ditekan oleh kedua kakaknya sedangkan Pangeran Pembayun dan Pangeran Panengah memiliki sifat dan perilaku yang sama, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi perebutan kekuasaan dan akhirnya membawa kehancuran pada Negara Antah Berantah Ini. Selama berbulan-bulan Sang Prabu merenung dan berpikir apa yang harus dilakukan oleh beliau.

Dan pada suatu hari beliau memanggil ketiga putranya untuk menghadap;
^_^Putra-putraku sekalian, kalian tahu Ayahanda sudah mulai tua dan sudah saatnya lengser dari jabatan ini, akan tetapi sebelum akan lengser akan akan mengadakan sayembara siapa yang berhak atas kerajaan ini^_^ ujar sang Prabu pada ketiga putranya.

Sebenarnya pada benak Pangeran Pembayun tidak terima, akan tetapi ia tidak berani menyangkal perintah Ayahandanya. Karen ketiga putranya diam membisu, maka sang Prabu melanjutkan bicaranya

^_^Putra-putraku sekalian, siapa yang bisa mematahkan sapu lidi ini, ia yang berhak atas kerajaan ini^_^ , lanjut sang Prabu, ada kesedihan mendalam dibenak Sang Prabu begitu melihat ketiga anaknya, kelihatan bahwa Pangeran Pembayun dan Pangeran Panengah tersenyum penuh arti, sedangkan Pangeran Bungsu pucat pasi wajahnya, menghadapi kenyataan bahwa tidak ada kesempatan baginya.

Dan sayembara-pun dimulai satu persatu para pengeran itu berusaha mematahkan Sapu Lidi, Pangeran Pembayun dan Pangeran Panengah tidak berhasil mematahkannya walaupun mereka kuat dan perkasan, mulai di dilipat dengan dua tangan, dengan kaki, yang pada akhirnya tiba giliran Pangeran Bungsu untuk mematahkan Sapu Lidi; dan Sang Prabu tersenyum simpul begitu melihat cara Pangeran Bungsu mematahkan Sapu Lidi itu, pertama dilepas ikatan Sapu Lidi dan diambil satu persatu lidi-nya yang kemudian dengan mudah ia patahkan, dan belum sampai terpatahkan semua Sang Prabu menetapkan bahwa pemenangnya adalah Pangeran Bungsu.

Sabda Sang Prabu ^_^Putra-putraku sekalian, paman patih, semua punggawa kerajaan dan rakyat-rakyatku mulai saat ini Raja di Negara Antah Brantah ini adalah si Bungsu^_^ ,

Akan tetapi jawaban Pangeran Bungsu mengejutkan semua orang termasuk Sang Prabu sendiri, yang kurang lebih jawabannya sebagai berikut ^_^Terima kasih Ayahanda atas kepercayaan yang diberikan pada saya, akan tetapi untuk menjabat sebagai Raja yang lebih berhak adalah Kakanda Pangeran Pembayun, dan hampa merasa tidak mampu untuk mengemban amanah ini, maka dengan ikhlas dan kerelaan hati, saya serahkan kepada Kakanda Pembayun untuk menjadi Raja, dan saya sudah puas dengan semua ini, Mohon beribu maaf Ayahanda^_^ ; tanpa terasa Sang Prabu meneteskan air mata mendengar jawaban Pangeran Pembayun, dan kejadian ini menyadarkan Pangeran Pembayun dan Panengah atas tindakannya pada Pangeran Bungsu selama ini yang selalu melecehkan, menghina dan menindasnya yang ternyata Adiknya itu memiliki budi pekerti yang begitu mulia.

Dari cerita tersebut diatas ada beberapa hal yang pantas kita renungkan, antara lain:
  1. Persatuan dan Kesatuan itu akan sulit untuk dihancurkan, akan tetapi jika tercerai berai dengan mudah akan dihancurkan dan dipatahkan;
  2. Jangan menilai seseorang dari fisiknya yang ganteng, tampan, cantik, perkasa atau apalah; karena dalamnya hati seseorang sulit untuk kita ukur;
  3. Kepasrahan dan keikhlasan akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan ini.
Dengan demikian maka orang tua memikul tugas dan tanggungjawab yang tidak ringan untuk bisa memberikan pengertian pada anak-anaknya, agar bisa bersikap dewasa dan memaknai hidup ini.

Ternyata Padi Bukan Hanya Sebatas Makanan Pokok

Kita tahu apa yang namanya padi khan.. akrab dengan kita dan tentunya juga tidak akan jauh dari keseharian kita, karena itu bahan pokok untuk akhirnya jadi beras yang kita nikmati dalam keseharian.. berarti padi ini juga merupakan sumber kehidupan buat kita.

Namun lebih jauh dari itu padi menyimpan misteri dan juga filosofi yang bisa kita tanamkan dalam kehidupan kita tentunya, dan akan menjadikan hidup kita ini tenang, damai dan bisa dijadikan salah satu sarana dalam memahami arti kehidupan yang sebenarnya.

Rekan member yang terhormat, terkasih, tercinta dan tersayang.. yuk kita mencoba untuk merenung sejenak agar dalam kehidupan ada satu etika yang menciptakan satu tips dalam hidup.. kita coba telaah lebih jauh makna dan arti padi yang bukan sekedar makanan pokok..

1. Petani menanam padi pasti tumbuhnya padi; walaupun di kanan kiri akan tumbuh juga rumput; tapi padi tetap akan menghasilkan buat petani itu sendiri asalkan petani itu dengan ikhlas dan sabar selalu membersihkan rumput-rumput itu; dan jika kita menanam rumput sudah tentu tidak akan tumbuh padi;

Artinya...
Apa yang kita berikan pada orang lain itu yang akan kita nikmati, walaupun terkadang tidak jarang kita mendapatkan cobaan dan rintangan dalam mewujudkanya, namun jika kita ikhlas dan sabar dalam menjalaninya maka kita tetap akan mendapatkan yang kita impikan, maka tanamkanlah kebaikan agar kita memetik kebaikan itu juga.

2. Petani menanam padi itu semakin tua dan berisi, padi itu akan semakin merunduk dan merunduk, menandakan bahwa padi itu isinya banyak dan bisa memberikan kehidupan untuk orang lain.

Artinya.
Semakin dewasa, pinter, banyak pengetahuan dan pemahaman akan sesuatu hal, sudah sewajarnya jika kita semakin mengerti dan paham pada diri sendiri, sehingga kita tidak menjadikan pengetahuan, kepandaian dan kepintaran kita untuk menyombongkan diri; tidak usah mengatakan "INILAH AKU" orang lain akan tahu dengan sendirinya karena kita santun, rendah hati dan bisa menjadi bermanfaat bagi orang lain.

Maka jadikanlah padi itu sebagai satu filosifi dalam hidup karena semakin matang, dewasa dan bertambahnya pengetahuan kita semakin merunduk rendah hati dan sabar serta semakin ikhlas dalam menjalani kehidupan; akan menjauhkan kita dari kesombongan, iri hati dan benci sama orang lain dan bisa menerima serta yang terpenting adalah menjadi orang yang pemaaf dan pandai bersyukur

Saya sendiri masih dalam taraf belajar untuk tetap mengerti dan menjalankan filosifi dari padi.

Filosofi Hidup Dari Sang Bangau

Bangau, memang hanya sebatas binatang.. akan tetapi jika kita amati.. dan kita perhatikan akan ada filosofi yang bisa kita ambil dalam menjalani kehidupan ini, bagaimanakah dan seperti apakah filosofi itu.. ini hanya sekedar paparan yang juga didasarkan dari beberapa wacana dan pendapat juga bacaan dari beberapa buku, yang akan saya coba untuk saya paparkan disini.

Seandainya kita amati Bangau yang terbang di sore hari kembali ke tempat istirahatnya atau terbang di pagi hari untuk mencari makan, akan kita lihat dia membentuk formasi terbang yang mirip dengan huruf v, karena dengan membuat formasi itu terlihat kekompakan sang Bangau dalam melawan angin menuju tujuan dengan cepat, karena adanya kerjasama team dan tentunya pekerjaan akan cepat selesai daripada dikerjakan secara individu khan..

Jika ada satu Bangau yang kelelahan dan keluar dari formasi.. maka dengan senang hati Bangau yang lain akan cepat menolong dan formasi tetap pada semula tidak akan berubah hingga sampai di tujuan. Tidak menutup kemungkinan sang leader akan mengalami kesulitan dan merasa kelelahan maka dengan senang hati Bangau yang lain akan menggantikannya dengan berpedoman pada yang berada dibelakangnya hal ini menggambarkan bahwa berbagi dalam kepemimpinan, harus ada rasa saling menyadari. berlaku saling menghormati dan percaya diantara anggota di setiap saat. Saling berbagi tugas atau masalah yang paling berat. Memusatkan bakat dan kemampuan setiap anggota menjadi team yang mampu mengatasi masalah.

Bangau terbang dengan mengeluarkan suara berkotek.. hal ini menggambarkan bahwa dalam suatu komunitas dan team harus saling memotivasi menuju kebaikan bukan sebaliknya menjadi diri sendiri untuk akhirnya menghancurkan team.dan ketika salah satu Bangau jatuh sakit maka yang lain akan membagi menjadi dua formasi dan mengawal temannya hingga sembuh dan kuat melanjutkan perjalanan. Hal ini menggambarkan bahwa kita hidup itu perlu berdampingan dengan apapun keadaannya senang, susah pun dalam kebahagiaan dan kesulitan. Karena semua akan terasa ringan jika dilakukan bersama dan kompak.

Dari hal diatas maka dapat saya ambil kesimpulan dari Filosofi Sang Bangau Terbang adalah :

Seandainya kita kompak dan saling mendukung…
Seandainya kita menjiwai kerjasama yang baik…
Jauhkan dan lupakan perbedaan masing-masing….; maka akan mampu mengatasi tantangan. Bila kita menyelami dan memahami arti dari persahabatan…
Dan kita selalu terbukan dan keikhlasan dalam berbagi

Hidup menjadi lebih berarti dan waktu mendatang dapat kita lewati dengan kebahagiaan dan persahabatan..

Menjadi Peduli Itu Nikmat

Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan , walau ...