Sabtu, 02 Mei 2009

KoK.. Aku Tidak Dapat Juara..?, Berarti Jelek Dong

Pada bulan Maret 2009 yang lalu, ketika acara lomba mewarnai tingkat TK dan PAUD di Depag Kabupaten Blitar, dimana yang mengadakan adalah TK Perwanida, mendengar ada acara lomba mewarnai si Sulung (Rafi) yang dalam beberapa bulan terakhir lagi senang-senangnya mewarnai berkeinginan mengikuti lomba tersebut, akhirnya jadi juga mengikuti lomba didaftarkan sama tantenya.

Dan pagi itu hari Minggu, 22 Maret 2009 dengan perasaan gembira si Sulung sudah siap untuk berangkat mengikuti lomba mewarnai, sesampai-nya di lokasi begitu terlihat betapa eria dan sumringah-nya anakku, dia dapatkan dunia-nya karena banyak anak-anak seusia dia berlari kesana kemari, tidak mempedulikan keramaian dilokasi lomba, ia begitu asyik dengan dunia-nya sendiri. Setelah melewati berbagai macam acara seremonial, akhirnya tepat jam 09.30 dibagikan lembaran kerta bergambar hitam putih untuk diwarnai.


Tidak terasa 5 menit, 10 menit dan akhirnya 20 menit berlalu, hasil Rafi mewarnai selesai (menurut versi dia, sih), yang ternyata tidak begitu mengecewakan hasilnya melihat usia dan tingkat pemahaman si kecil akan paduan warna. Setelah menunggu beberapa lama dengan disuguhi berbagai macam hiburan dari anak-anak TK Perwanida, dan pembagian berbagai doorprize, sampailah pada ending acara dengan pengumuman pemenang.


Sampai pada juara terakhir, tidak ada tersebut nama anakku, dan kulihat ada rona kecewa diwajah-nya, sambil berjalan ke tempat parkir meluncurlah pertanyaan dari-nya, ...
"Yah, apa jelek ya.. hasil mewarnai-ku tadi, " ujarnya.
Dengan senyum aku jawab, "Nggak tuch.. bagus kok, mas Rafi pinter."
"Kog aku tidak dapat juara," lanjut dia.
"Hmm, karena ada yang lebih bagus dari hasil mewarnai mas Rafi," Ujarku coba aku menjelaskan.. "Nah, nanti belajar terus untuk mewarnai-nya biar besok kalau ada lomba lagi bisa lebih bagus dan akhirnya menang, bisa Juara..ok..", sambil aku acungkan dua ibu jariku.
""Ok..", sambil mengikuti acungkan ibu jari.

Sepanjang perjalanan pulang sudah terlihat riang kembali rona wajah anakku, mungkin karena kecapaian akhirnya pulas tertidur. Sore menikmati secangkir teh hangat ditemani kepulan asap rokok, sambil menunggu magrib tiba, tiba-tiba angan ku menyeruak me-replay memori pembicaraan dengan si kecil tadi, ketika spontanitas bertanya mengapa ia tidak juara, mengapa ia tidak menang.

Sebenarnya satu hal yang sepele akan tetapi bagi saya ada satu hal yang luar biasa begitu bisa menjawab tanya si kecil, karena terkadang jawaban akan sebuah pertanyaan pada si kecil itu akan ia kenang, bisa jadi hal itu akan tertanam dalam angan-angan si kecil, maka sebisa mungkin berilah jawaban akan tanya anak-anak yang rasional dan logis, sehingga si anak akan belajar untuk berfikir secara logis terhadap setiap permasalahan yang dihadapi.

Demikian terima kasih, semoga bermanfaat.



4 komentar:

Kang Nur mengatakan...

ayo dibangun n diisi lagi blog-nya.. semangat!
salam kenal

Yudishtira mengatakan...

salam kenal kembali kang nur.. sukses dan makasih

Anonim mengatakan...

mas Yudhis, saya pun pernah punya pengalaman serupa kepada kedua anak saya. Harus diakui ada yg salah dalam sistem pengajaran kita, seperti judul artikel ini tidak juara=jelek/bodoh/tidak pinta, sehingga kalo paradigma ini tertanam di anak2 kita mereka akan melakukan apa saja termasuk "curang", spy dapat jadi juara. Saya bilang ke anak2 saya : kalian sudah berani ikut lomba mewarnai saja, itu sudah hebat! Meskipun saya sangat maklum dng tidak diperolehnya status juara, wong memang anak saya nggak berbakat di bidang itu. Di bidang lain? Saya sll coba menggalinya dan membantu mengarahkan spy potensinya benar2 dahsyat...

alfian mengatakan...

ayo pak di isi blog smp n1 ngawen nya besok tak cari foto ne. webs nya dah aku coba buatin tapi dalam taraf awal http://www.smpn1ngawen.phpnet.us/

Menjadi Peduli Itu Nikmat

Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan , walau ...