Kamis, 31 Januari 2008

Ketika Bekerja Tidak Lagi Nyaman Karena Ulah Rekan Kerja

Bekerja dengan nyaman, tanpa ada curiga, perasaan terbebani atau merasa terkekang karena ada mata-mata dan pengintai, menjadi dambaan setiap manusia dalam menjalankan aktifitas pekerjaannya. Karena jika kita bekerja merasa tidak nyaman akan berimbas pada hasil kerja dan prestasi kerja yang menjadi tanggungjawab kita.

Siapa yang rugi ?
Kita sebagai karyawan karena dianggap nggak pecus bekerja, bahkan bisa jadi perusahaan/instansi karena kinerja dan produktifitas karyawan menjadi terganggu. Yang menderita kerugian besar tentunya kantor tempat kita bekerja.

Banyak hal menjadikan rasa tidak nyaman dalam bekerja;

Tempat/lokasi; bisa jadi lokasi atau tempat kita bekerja tidak cukup representatif untuk bekerja.

Fasilitas, minimnya fasilitas yang disediakan instansi tempat kita bekerja akan menggangu keleluasaan dalam berekspresi.

Kompensasi, gaji yang kita terima dirasa masih belum sesuai dengan kemampuan kita, sedangkan instansi belum mampu memberikan sesuai harapan.

Hubungan Kerja (ini yang menurut saya paling sensitif) Karena terkadang disadari atau tidak; disengaja atau tidak ada temen kerja yang bersikap sok dihadapan teman-temanya, mungkin juga ada beberapa alasan ia bersikap seperti itu; merasa menjadi orang kepercayaan, memiliki kedekatan dengan pimpinan (hubungan keluarga, pertemanan atau yang lain).

Pada tulisan ini lebih cenderung pada uraian tentang ketidaknyamanan dalam kantor karena hubungan kerja, karena untuk ketiga hal yang lain, mungkin akan cenderung lebih mudah dalam mengatasinya.

Awal dari rasa tidak nyaman dalam hubungan kerja yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam pekerjaan, karena banyak sekali tipe dan karekateristik teman kerja, sehingga kita perlu untuk bisa bersikap dengan bijaksana, waspadai tipe rekan kerja seperti dibawah ini :


Tipe 1: Tukang Mengeluh
Ia selalu sibuk menceritakan bagaimana tersiksanya dirinya. Mulai dari beban pekerjaan yang berlebihan sampai pada kehidupan pribadinya. Teman sekerja yang termasuk tipe jenis ini merasa hidupnya tidak pernah berubah menjadi lebih baik.

Cara menghadapinya: Hadapi dia dengan cara positif. Usahakan untuk menghindari dengan cara halus. Batasi waktu Anda dengan tipe orang seperti ini. Buat jarak karena bila tidak, dia dapat mempengaruhi kejiwaan Anda.

Tipe 2: Tukang gertak
Tukang gertak tidak dapat menyenangkan hati orang lain dan selalu merasa, dialah yang paling benar.

Cara menghadapinya: Sebaiknya tidak perlu ikut campur. Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil keuntungan dari Anda tanpa seizin Anda. Katakan hal-hal yang Anda setujui dari sikapnya lalu itarakan pula padanya mengenai pendapat Anda. Anda tidak perlu mengatakan pendapatnya baik. Yang penting, nyatakan perbedaan pendapat Anda dan dia. Bila tidak dapat mencapai kesepakatan, mungkin sudah waktunya untuk meminta pendapat atasan Anda.

Tipe 3: Si Playboy
Ia memiliki tatapan mata yang dalam, seolah-olah dapat menelanjangi diri Anda. Dia selalu siap dengan rayuannya.

Cara menghadapinya: Jangan tanggapi secara serius. Beri umpan balik dengan bercanda sebagai cara menjaga diri. Beri jawaban yang jenaka tetapi diplomatis untuk menolak ajakan dan rayuannya. Yang penting, jawaban berupa penolakan yang harus dimengerti olehnya. Bila dia sampai membuat Anda merasa tidak nyaman dan mengganggu konsentrasi kerja, beri dia peringatan bahwa Anda akan melaporkannya ke bagian personalia bila dia tidak juag menghentikan gangguannya.

Tipe 4: Si Pengawas
Dia akan resah bila Anda tampak tenang sementara ada tugas yang dia berikan kepada Anda yang harus segera diselesaikan. Dia akan selalu berada di dekat Anda dan setiap saat menanyakan kemajuan pekerjaan yang diperintahkannya kepada Anda.

Cara menghadapinya: Walaupun rasanya ingin lepas dari pengawasannya, mau tidak mau Anda tetap harus berkomunikasi dengannya. Anda tidak akan pernah dapat mengubah sikapnya. Jadi, Anda harus dapat memintanya mengerti akan batasan antara kritik yang membangun dengan interupsi yang tidak perlu. Bicarakan bersama pada awal proyek dan jadwalkan kapan Anda berdua akan bertemu untuk menindaklanjuti proyek atau pekerjaan yang ditugaskannya pada anda. Dengan cara ini Anda dan dia akan sama-sama merasa tenang.

Tipe 5: Tukang Cari Muka
Selalu berusaha mencari muka pada atasan dengan memberikan puji-pujian. Sikapnya sangat menyebalkan.

Cara menghadapinya: Anda tidak perlu melakukan apa-apa, terutama bila sikapnya yang menyebalkan tersebut tidak merugikan Anda.
Yang penting, semua orang termasuk atasan Anda, tahu bahwa dia memang tukang cari muka.

Tipe 6: Tukang Gosip
Sibuk membicarakan keburukan orang lain. Ada saja hal buruk seseorang yang diceritakan si tukang gosip. Anda pun perlu hati-hati karena bisa jadi di lain waktu Andalah yang digunjingkan.

Cara menghadapinya: Sudah pasti Anda sibuk dengan pekerjaan dan sibuk mengejar target atau tenggat waktu, tetapi jangan lupa untuk bersosialisasi terutama dengan orang-orang di bagian/departemen yang berbeda agar Anda tahu apa yang terjadi di sekitar kantor. Sangat tidak nyaman menjadi pembicaraan orang, ditambah lagi bila Anda tidak mempunyai teman untuk meluruskan gosip tersebut. Bersosialisasi itu perlu, tetapi tidak perlu melibatkan diri dengan memihak pada satu kelompok tertentu karena hal ini akan berbahaya bagi diri Anda. Sebaiknya bersikap netral saja.

Tipe 7: Si Penyendiri
Memperlihatkan sikap kurang berminat untuk bergabung dengan sesama teman sekerja. Baginya, yang penting mengerjakan tugas dan kewajiban dirinya sendiri.

Cara menghadapinya: Jangan berburuk sangka bila Anda tidak tahu mengapa dia bersikap demikian. Seseorang yang senang menyendiri bisa jadi mempunyai masalah dalam kehidupan pribadinya. Masalah tersebut bisa berupa depresi, mengidap suatu penyakit, atau bahkan mungkin mengalami pelecehan dalam rumah tangga. Bila sikapnya berdampak negatif pada pekerjaan Anda dan teman-teman yang lain, sebaiknya laporkan pada atasan.

Tipe 8: Tukang Ikut Campur
Sibuk menguping pembicaraan teman yang sedang menelepon, diam-diam membaca apa yang tertulis di layar monitor Anda, dan selalu ingin tahu masalah pribadi seseorang. Dia selalu merasa menjadi sahabat Anda, lepas dari apa yang Anda rasakan dan pikirkan mengenai hubungan Anda dan dia.

Cara menghadapinya: Batasi hubungan dengannya tanpa perlu berkonfrontasi, semisal dengan mengatakan, "Apa yang bisa saya bantu?" atau "Mengapa Anda sangat ingin mengetahuinya?" Ingat, Anda tidak dapat mengendalikan apa yang dikatakannya mengenai diri Anda kepada orang lain, tetapi Anda juga dapat mengendalikan apa yang aA Anda katakan atau ceritakan kepadanya. Terkadang untuk menghadapi orang yang termasuk tipe ini, ada saatnya Anda perlu bilang padanya, "Ini urusan saya, bukan urusan kamu!"

Demikian semoga bermanfaat dan terima kasih

Tulisan bersumber dari : www.kapanlagi.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmm... sejauh ini sih saya nyaman sekali sama rekan kerja disini...

yang ga menyenangkan kan gampang, diamkan saja... seperlunya aja ;)

iyah nih mas dulu pintunetter juga... tapi emang pas akhir akhir udah mulai ga aktif :D

Menjadi Peduli Itu Nikmat

Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan , walau ...