Kamis, 24 Agustus 2017

Menjadi Peduli Itu Nikmat


Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan, walau sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita. Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya.

Orang - orang yang memiliki rasa peduli biasanya memiliki rasa welas asih yang tinggi, karena tidak akan tinggal diam melihat kondisi lingkungan sekitarnya, ia akan selalu bergerak dan bertindak untuk bisa memberikan hal yang positif terhadap sesuatu yang dilihatnya jika tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya harus terjadi. Namun orang - orang yang memiliki kepedulian tentunya adalah orang - orang yang berjiwa besar, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, karena untuk melakukan menggerakkan hati untuk peduli di butuhkan keluasan waktu dan pikiran bahkan harta yang harus di korbankan, untuk sebuah tujuan mulia.

Rasa peduli dan bentuk kepedulian di negeri ini sudah demikian bergeser karena orang - orang yang memilki kepekaan sosial makin berkurang, kepekaan sosial yang pada dasarnya merupakan sifat dasar manusia telah terkikis oleh perkembangan pola pikir, pola hidup dan pola bermasyarakat. Rasa peduli manusia sekarang ini akan muncul jika diperhatikan, jika di hargai, jika mendapatkan penghargaan dari orang lain, bukan atas kehendak nurani dengan landasan rasa ikhlas. 

Semoga rasa kepedulian kita akan tetap terjadi, peduli dengan hati yang di dasari rasa ikhlas, bukan peduli karena pamrih ingin dihargai, ingin disanjung.  Mari belajar untuk terus peduli dengan sebuah ke-ikhlasan tanpa sebuah pamrih, maka akan kita temukan kenikmatan yang luar biasa, karena peduli itu nikmat. Semoga bermanfaat

Selasa, 20 Juli 2010

GURU itu tidak sekedar bisa Mengajar

Menjadi sebuah pertanyaan besar, ada apa dengan mutu pendidikan di negeri ini, di satu sisi pemerintah terus mengupayakan peningkatan infrastruktur di bidang pendidikan, peningkatan sarana prasarana, hingga meningkatkan standart kelulusan dengan tujuan agar kualitas lulusan terus meningkat, namun dilain sisi ternyata banyak kendala di lapangan yang terjadi.Dan faktor tersebut tidak hanya pada sarana prasarana akan tetapi juga kesiapan pendidik dalam melaksanakan tugas untuk menstransfer ilmu pengetahuannya kepada peserta didik.

Tergerak dari pernyataan di wall di account Facebook oleh salah satu guru tercinta di jaman SMP dulu, sebuah pernyataan sederhana dari beliau kalau tidak salah begini ""sperti apa seh guru yg baik itu?...kok...sukanya "ndakik" tapi murid blas ra 'mudeng' ato yang 'biasa' saja tapi kena dihati dan pkiran murid?..brbrbrbrbrbrbrrrrrrr.."".. sebuah pertanyaan sederhana sebenarnya, akan tetapi akan mampu memberikan satu shock terapi yang maha dahsyat jika benar-benar di rasakan dan diresapi oleh insan pendidik..., mengapa sederhana karena sebenarnya satu jawaban, jadilah Guru yang bisa MENDIDIK dan tidak sekedar bisa MENGAJAR.. lha.. lho.. memang-nya antara mendidik dan mengajar itu berbeda.

Dari pemahaman yang pernah saya ketahui dan saya baca bahwa
Mendidik (pedagogy) yang dikatakan oleh sebagian orang sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus., yaitu :
Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masamendatang.
Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan;.
Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengertian bahwa mendidik bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.

Sementara mengajar hanya pada tataran transfer of knowledge. Namun jika mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolut (sesuai syariat) dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Sehingga Mendidik bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia.

Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, kerap kali guru merasa jenuh dan bosan apalagi jika usaha keras yang dilakukannya tidak membuahkan hasil yang diharapkan, hasil belajar siswa kurang baik dan keperibadiaan siswapun tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Apa yang salah dalam diri guru, sebagai langkah untuk mengantisipasi hal tersebut guru dapat menjadikan modal berikut dalam pembelajaran;
Rasa kasih sayang yang tulus dari pendidik pada anak didik;
Keikhlasan untuk membantu, membimbing dan mengarahkan anak didik untuk menjadi dirinya sendiri.
Keteladanan dalam arti selalu tampil dalam pikiran, perasaan, sikap dan perilaku sesuai dengan syari’at, dalam arti satu antara perkataan dan perbuatan.


Untuk menjadi pendidik yang profesional guru di haruskan memiliki kompetensi keperibadiaan, keprofesionalan, pedagogik dan sosial, dengan rincian sebagai berikut:


Kompetensi Keperibadiaan ; Beriman dan bertaqwa, Berakhlaq mulia, Arif dan bijaksana, Mantap, Berwibawa, Stabil, Dewasa, Jujur, Teladan, Obyektif menilai kinerja diri sendiri, Mengembangkan diri secara mandiri & berkelanjutan;

Kompetensi Keprofesionalan ; Menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuia dengan standar isi program satuan pendidikan,mata pelajaran,mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampuh serta mengusai konsep-konsep dan metode disiplin keilmuwan, teknologi atau seni yang relevan;

Kompetensi Pedagogik; Pemahaman wawasan atau landasan Pendidikan, Pemahaman terhadap peserta didik, Pengembangan Kurikulum/Silabus, Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik dan dialogis, Pemanfaatan teknologi pembelajaran, Evaluasi hasil belajar , Pengembangan potensi peserta didik;

Kompetensi Sosial; Berkomunikasi lisan dan tulisan atau isyarat,menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, , Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan dan serta orangtua dan masyarakat, Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan Dengan modal profesional dan pendekataan da’awi , Insya Allah guru akan menjadi pendidik yang mampu menghantarkan anak didiknya menjadi Insan yang cerdas dan sholeh. Mari kita buktikan dan wujudkan.

Dengan demikian maka Guru tidak sekedar mengajar akan tetapi harus mendidik juga, dan hal inilah yang saat ini sudah mulai bergeser dari jiwa dan kepribadian Guru-guru muda di negeri ini; pondasi dalam pendidikan yang begitu dalam "- ING NGARSO SUNG TULODHO - ING MADYA MBANGUN KARSO - TUTWURI HANDAYANI" saat ini hanya sebatas slogan saja...

Sumber : Rangkuman dari beberapa sumber bacaan.

"Aku didikasikan tulisan ini untuk Ibunda Sri Mulyati"".. maaf bu jika tidak sesuai he..he.he.he.

Rabu, 03 Februari 2010

Tayangan Segerr Bener VS Opera Van Java

Tayangan Televisi yang ada sebenarnya tidak sekedar hiburan atau tontonan akan tetapi harus juga sebagai tuntunan atau contoh, jika kita amati semakin hari tayangan televisi tidak semakin baik kualitasnya akan tetapi semakin merosot kualitas tayangannya. Banyak tayangan-tayangan yang tidak pantas untuk dilihat dan dinikmati para pecinta pertelevisian Indonesia, apakah memang hal ini sebuah kemunduran dari moralitas dan degradasi bangsa ini. Sebuah tanyangan akan memiliki dan mempunyai daya pengaruh yang luar biasa bagi para penontonnya. Yang menjadi obyek dalam hal ini adalah dua tanyangan komedi series yang disajikan oleh dua stasiun televisi.

Segerrr Benerr yang ditayangkan ANTV dan Opera Van Java yang ditayangkan Trans7, sebenarnya awal-nya dua acara ini cukup menghibur dengan banyolan dan komedian yang memiliki karakter kuat pada setiap episode-nya, akan tetapi pada bulan puasa kemaren hal ini muncul dengan bentuk kekerasan fisik yang diterima oleh salah satu pemain untuk memancing gelak tawa penonton. Jika di Opera Van Jawa Aziz Gagap sebagai obyek-nya walau akhirnya berkembang ke beberapa pemain lainnya, dan untuk Segerrr Benerrr Ohang yang menjadi korban dari aksi kekerasan itu. Walaupun alat yang digunakan sebagai media terbuat dari bahan tidak berbahaya (foam) gabus, akan tetapi tindakan dan perilaku inilah yang kemungkinan akan ditiru oleh penonton apalagi yang dibawah umur yang belum bisa memahami dengan baik apa yang dilihat dalam tayanang tersebut.

Yang lebih ironis lagi jam tayang kedua acara tersebut masih sore dimana anak-anak masih dimungkinkan untuk menonton-nya, dan penayangannya-pun hampir tiap hari. Apakah Lembaga-lembaga terkait tidak melihat atau bahkan menutup mata dengan tayangan-tayangan yang seperti ini, jangan sepelekan hal ini, karena tingkat emosional orang itu berbeda-beda, dan kecenderungan tayangan televisi begitu besar dalam mempengaruhi cara pandang dan pola pikir penontonnya harus juga diperhatikan, semoga lembaga-lembaga yang berkompeten mampu mengambil sikap dan langkah bijaksana untuk menyelematkan anak bangsa.

Kamis, 02 Juli 2009

Tayangan Televisi Saat Ini Begitu Jauh Dari Ajaran Kesederhanaan, Moralitas, Nasionalisme dan Realitas Kehidupan


Ketika saya kecil hanya ada satu stasiun televisi yang bisa aku tonton, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), meskipun dengan televisi hitam putih namun aku begitu menikmati setiap acara dan tayangan yang disajikan. Masih teringat dalam benakku ketika hari menjelang petang, berebut untuk segera pulang dari bermain bola ditanah lapang, dengan harapan bisa lekas mandi dan melotitin acara FILM kartun, ada Donald Bebek, Mikey Mouse, Flash Gordon, Deni Manusia Ikan. Begitu beranjak malam berisi tentang perbincangan para pakar dan terkadang diselingi dengan tayangan documenter tentang pengetahuan berbagai hal. Belum lagi ada acara Cerdas Cermat, Cerdas Tangkas, Klompencapir, Kuis Tak Tik Bom, Berpacu Dalam Melodi dan masih banyak lagi tayangan yang mendidik dan memberikan teladan yang baik bagi perkembangan pola pikir anak-anak.


Dari TVRI ini pula pemirsa di manjakan dengan tayangan olah raga berupa Arena dan Juara, Dari Gelanggang ke Gelanggang, belum lagi jika ada siaran langsung Tinju Ellyas Pical, Kejuaraan Bulu Tangkis atau Team Sepakbola Indonesia bertanding. Serasa begitu menghibur dengan kemasan yang manis, Belum lagi suguhan sinetron yang mampu membangkitkan emosi penonton dengan disajikan secara santun dan tetap memperhatikan nilai budaya, mengangkat dan menumbuhkan nasionalisme memberikan tauladan dan pendidikan yang baik.


Ambil contoh seperti Sinetron Jendela Rumah Kita, Serumpun Bambu, Rumah Masa Depan, Sengsara Membawa Nikmat, Siti Nurbaya dan masih banyak yang lainnya lagi. Dari sinetron-sinetron tadi terkandung misi yang jelas ada pembelajaran yang sangat berharga dalam menumbuhkan dan mendoktrin pola pikir apalagi anak-anak. Dari sisi budayapun tidak ketinggalan, untuk tayangan seperti Wayang Kulit, Ketoprak, Wayang Golek, Ludruk, Ria Jenaka ataupun dari budaya lain dari seluruh daerah di Nusantara ini.


Dari para pemain-pun terkesan lebih santun dan bisa memberikan tauladan yang baik dari cara berpakaian maupun tata bahasa dan berbicara. Jika kita bandingkan dengan tayangan televisi saat ini, sudah barang tentu sangat miris kita rasakan bagaimana para artis sekarang kurang bisa memberikan contoh yang baik, padahal mereka adalah public figure yang setiap tindakannya akan dicontoh oleh masyarakat apalagi oleh anak-anak dan remaja negeri ini. Dan sebuah tayangan televisi ternyata bisa jadi satu indikator rusaknya moralitas bangsa. Hal ini bisa terjadi karena tontonan yang disajikan terlalu menjual mimpi, menawarkan kemewahan dan kekayaan dalam sesaat, dimana tema-tema pada sinetron kita hampir semua sama dari satu stasiun televisi satu ke stasiun yang lain. Lebih ironis lagi penikmat tayangan tadi adalah mayoritas dari masyarakat kita yang berada pada ekonomi menengah ke bawah, sehingga tanpa mereka sadari tayangan televisi menggiring pola pikir mereka dalam berperikehidupan sehari-hari untuk bisa mencontoh sosok pujaannya, mulai dari gaya bicara, penampilan malah terkadang gaya hidup.


Jika sudah demikian akan semakin sulit untuk bisa mengembalikan mereka pada realitas kehidupan nyata. Memang ada tayangan rohani pada acara televisi akan tetapi terkadang tayangan seperti ini terjebak pada konsep dan konteks serta gaya yang kurang bisa memberikan telaah dengan bijaksana pada sikap dan perilaku masyarakat kita. Penyaji acara terjebak pada konsep produser dan sutradara, sehingga pesan yang disampaikan tidak menyentuh.


Semoga insan pertelevisian bisa lebih mengerti dan memahami serta memiliki moralitas dalam menentukan program acaranya demi masa depan anak bangsa, amiin..

Rabu, 01 Juli 2009

Flexi, Memang Bukan Telepon Biasa..!!

Ketertarikan-ku menggunakan kartu seluler ini memang dari tarif yang ditawarkan begitu murah, terutama untuk pengguna sesama Flexi dan Telepon Rumah, tidak berlebihan kiranya jika salah satu produk unggulan dari Telkom ini kemudian mampu menggoyahkan iman-ku untuk menggunakannya.

Pertama kali menggunakan kartu ini memang belum lama kurang lebih baru 2 bulan ini, hal ini juga karena tuntutan pekerjaan, yang mengharuskan selalu ada komunikasi lebih intens lagi dengan beberapa rekan mahasiswa yang sedang mengadakan magang kerja dan penelitian di lapangan, dengan alasan mayoritas temen kerja mengunakan kartu ini dan beberapa relasi juga menggunakan kartu ini maka memaksaku untuk menggunakan Kartu Flexi untuk memperlancar komunikasi-ku yang selama ini begitu setia dengan Simpati. Akhirnya karena tuntutan tersebut kini harus double pengeluaran, selain untuk pulsa Simpati, sekarang ditambah dengan pulsa Flexi.

Dibandingkan dengan simpati memang dari pemakaian dan tarif pulsa cenderung lebih murah; isi ulang yang ditawarkan-pun cenderung lebih murah dan beragam jumlah pulsanya, sehingga jika uang menipis dapat mengisi ulang dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan SIMPATI, Mentari, XL atau yang lainnya.

Selain murah Flexi yang sekarang memiliki bebarapa kelebihan, antara lain :
  • Kemampuan kapasitas lebih tinggi sehingga mampu mengatasi pangilan yang jauh lebih banyak;
  • Memiliki kemampuan akses data dengan kecepatan tinggi;
  • Radiasi rendah tidak berbahaya terhadap kesehatan;
  • Mampu melakukan integrasi suara, dan atau video; tawaran yang menggiurkan adalah harga yang relatif murah.
  • Aktivasi fitur-fitur tidak dikenakan biaya.

Selain beberapa kelebihan diatas, Flexi masih ada beberapa kelemahan, yang paling menonjol menurut saya adalah :
  • Koneksi jika sewaktu dilakukan pembicaraan sering putus-putus sehingga membuat tidak nyaman
  • Jaringan masih terbatas dalam arti bahwa tidak bisa bebas untuk menelpon diluar kode area.
  • Pesawat dalam keadaan off, jika dihubungi masih memperdengarkan nada sambung, sehingga sering terjadi salah paham.
  • Sering salah sambung jika kebetulan sedang di combo, nomor combo yang dikasihkan kita adalah nomor yang telah dan atau pernah dipakai orang lain.
Setidaknya gara-gara beberapa kelemahan Flexi ini, salah satu klien-ku marah-marah karena menghubungi aku selama satu minggu tidak bisa padahal membutuhkan pendampingan waktu itu, hal ini disebabkan aku masih berada di Bandung dan Kartu Flexi-ku tidak bisa digunakan jika tidak di Combo, secara kebetulan aktivasi Combo habis dan aku lalai untuk mendaftarkan lagi, tapi uniknya dihubungi tetap memperdengarkan nafa sambung, sehingga Klien-ku beranggapan aku tidak mau menerima telepon darinya. Jadi berabe khan urusannya selain Klien kecewa, kepercayaan Klien juga hilang, yang pada akhirnya pendapatan juga berkurang khan... he..h.e, tapi mengingat biaya pemakaian masih cukup murah jika dibandingkan dengan layanan yang lain, ada harapan terus disempurnakannya produk ini, dan semoga PT. TELKOM cukup bijaksana dalam menyikapinya.

Demikian tulisan ini semoga bermanfaat dan terima kasih.

Kamis, 25 Juni 2009

Karena Aku Lelakimu

kau datang dengan se-ulas senyum manis disudut bibirmu
kau hadir tawarkan hangat dalam peluk dan rengkuhmu
kau ada dengan beribu harapan dan berjuta impian akan sebuah masa depan
kau berceloteh tentang indah-nya hidup

aku terhanyut...
aku terbuai...
aku mabuk...

ku terkapar disudut altar ranjang pemujaan
ketika kau tawarkan secawan kenikmatan
ku terkulai lunglai dalam batas mampuku
ketika kau pasrah dan berserah ikuti iramaku

mata ini sayu
lidah ini kelu
hati ini beku
jiwa ini membiru

ku tersentak dan tersadar
betapa kau mencintaiku
betapa kau mengasihiku
betapa kau menyayangiku

terima kasih cinta,
kau bawakan letupaan bara kehidupan
kau percikkan api semangat perubahan
kau percaya sepenuhnya padaku
karena aku lelakimu

medio, Juni 2009

Selasa, 23 Juni 2009

Cafe Book Gigabyte M912 (Alnect Computer) Harga Terjangkau dan Elegant

Cafe Book Gigabyte M912 sebuah notebook yang dikeluarkan oleh Gigabyte ini memiliki beberapa kelebihan. Notebook ini berukuran 8,9 inchi dengan desain compact dan elegant, lebih elegant lagi karena product ini dilengkapi dengan layar sentuh (touch screen) LCD WXGA dengan resolusi maksimum 1280 x 768 pixel dengan luas 8,9 inchi. Dan satu lagi layar dapat diputar hingga 180 derajat.

Dilengkapi sistem proteksi milik Kensington sehingga akan sedikit mengurangi rasa khawatir jika kita akan kehilangan data. Dengan berat kurang lebih 3 kg, Notebook ini cocok untuk mahasiswa dan pelajar, dari sisi harga-pun bersaing, untuk kemampuan dan teknologi Notebook ini juga tidak kalah dibandingkan merk-merk yang familiar di telinga dan hadapan kita. Dengan spesifikasi produk sebagai berikut :

Intel
Atom
Processor N270 1.6GHz, 8.9
LCD panel/WXGA 1280x768 / WSVGA 1024x600 (w/Touch screen,
180 derajat rotation angle, LED Backlight), 2.5
Memory 9.5mm SATA HDD 160GB, 1GB DDR2 SO-DIMM, Webcam, Wifi, Bluetooth, Integrated Genuine OS Windows XP Home Edition.

Untuk Informasi dan spesifikasi lebih lengkap silakan anda kulik alamat berikut ini http://www.alnect.net/products.php?/1/3/258/531/Computer/Notebook/GIGABYTE/Cafe_Book_Gigabyte_M912.

Demikian semoga bermanfaat dan terima kasih

Menjadi Peduli Itu Nikmat

Peduli, satu kata berjuta makna, jika dalam kamus besar Bahasa Indonesia Peduli lebih dimaknai sebagai sebuah arti memperhatikan , walau ...